Langsung ke konten utama

SANGGAR "Sati Wuong" : Sitiung Barandai

Randai merupakan Kesenian ala Minangkabau yang berkembang di Bumi Cati Nan Tigo khususnya kampuang Sati Wuang. Beberapa rentang waktu yg lumayan panjang randai hampir terhenti, dikarenakan putus nya regenerasi dalam pengembangan Seni Budaya Randai tersebut. Sanggar Seni Kampuang Sati Wuong kembali menobrak dan mendongkrak semangat generasi muda Kampuang Sati Wuong untuk kembali membudayakan Kesenian Randai di kampuang Sati Wuang ini.

Rabu, 21 Maret 2018 di Gedung GPU Kecamatan Sitiung  diadakan Latihan perdana Kesenian Randai Kampuang Sati Wuong dibawah naungan Sanggar Seni Kampuang Sati Wuong. Terlihat sudah semangat yang terlahir dari generasi muda serta semangat dan loyalitas masyarakat terhadap kegiatan positif tersebut. Begitu banyak Bakat dan minat anak, cucu, Keponakan Kampuang Sati Wuong ini untuk ikut berperan aktif dalam kegiatan Program Sanggar Seni Kampuang Sati Wuong. 

Sebagai tenaga ahli (pengajar) tidak bisa Lepas dari Senior Randai "Riak Batanghari" yang terus membagi pengalaman kepada peserta Randai Kampuang Sati Wuong. M. Jais dan kawan2 merasa bangga dengan apa yang ia Perbuat untuk membangun generasi muda yang berbudaya. Senior Randai "Riak Batanghari" antusias dalam menjalankan tugas mengajar Randai di Nagari kampuang Sati Wuang ini. 

Banyak alasan dalam kegiatan membangkitkan kecintaan kita pada nilai Seni Budaya Minangkabau ini, salahsatu nya yang kita lihat hari ini adalah banyak nya kalangan generasi muda yang berada di jenjang Pendidikan baik Sd, SLTP, SLTA dan maupun Mahasiswa yang tidak terlalu dalam mengenali Sejarah, Seni dan Budaya alam Minangkabau ini. Melalui Sanggar Seni Budaya Kampuang Sati Wuang ini kita bisa menjadikan Sanggar Seni Kampuang Sati Wuong ini wadah dalam mrngaplikasikan nilai-nilai Adat, Seni, Budaya yang berdayaguna dalam membangun karakter generasi hari ini  agar kedepannya mereka menjadi pemuda yang berkarakter. 

Peran aktif dari Sang kreatif Kampuang Sati Wuong berusaha maju dalam Keseimbangan walaupun hambatan dan Rintangan  secara materil maupun moril mengganjal sedikit perjalanan Sanggar Kampuang Sati Wuang ini, namun semua bisa di lalui dengan kebersamaan, menuangkan Ide dan tampil apa adanya. Sinergitas Pemuda Kampuang Sati Wuong ini terus bergerak hingga kebersamaan menjadi sebuah wadah yang kuat dalam Berbuat atau membangun karakter dan potensi generasi muda Kampuang Sati Wuong. 

By. Jel


Komentar

Sosial

Momen Pembalap di Tikungan Pasar Sitiung TDS 2017

Tour de Singkarak Senen, 20 November 2017 melewati Lintasan Kecamatan Sitiung. Tepat simpang IV Sikabau belok kiri merupakan jalur yang di pilih oleh Pemerintahan dan panitia. Tour de Singkarak Tahun ini yang melewati Jalur Lintas Sitiung yang di rencanakan 103 Pembalap dari 29 Negara. Perhelatan Tour de Singkarak sudah menjadi program rutin setiap Tahunnya di Kabupaten Dharmasraya dan melalui Lintas Kecamatan Sitiung. Setiap tahun terlihat peningkatan persiapan panitia dalam penyelenggaraan Tour de Singakarak. Pada Tahun ini terlihat penambahan dari program tersebut yaitu hiburan di Podium Juara yang di hibur oleh Artis Jakarta dan pengiring Super Dangdut yang sesuai dengan selera masyarakat umum Dharmasraya. Kesiapan panitia penyelenggara dan segenap Pemerintahan Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten Dharmasraya telah memaksimalkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan persiapan Tour de Singkarak tahun 2017 ini. Secara Teknis semua telah di lakukan, namun terlihat beberapa kekuran

Sejarah Singkat Kampung Sitiung (Setelah 6 Bulan Saya Mencoba Mengorek-ngorek Berbagai Sumber dan Berita)

Sitiung Periode Awal Sitiung adalah kampung tua. Itu sebuah fakta yang tak bisa dipungkiri. Jika ketuaannya tak diketahui khalayak banyak, maka itu karena minimnya kesadaran masyarakat Sitiung sendiri dalam mengkaji sejarahnya sendiri. Nama Sitiung dalam logat lokal dieja Satiwuang yang terdiri 2 kata, yaitu Sati yang berarti ‘sakti’ dan Gawuang yang berarti lobang. Nama ini merujuk pada sebuah lobang atau terowongan alam bawah tanah (atau bisa juga disebut goa) yang menghubungkan dua tempat yang berada di Sitiung tersebut. Dua tempat tersebut tersebut adalah Toluak yang berada di aliran sungai Batanghari dan Mombiak di sebuah area lahan gambut. Jarak antara keduanya kurang lebih sekitar 1 Kilometer. Lobang ini sendiri bagi masyarakat Sitiung memang tergolong istimewa dan hanya orang-orang yang berilmu tinggi dan sakti yang bisa memasukinya. Itu kenapa asal-muasal nama Sitiung dikaitkan kepada lobang ini. Sebuah lobang sakti. Sitiung tak lepas dari peradaban sungai Ba

Wisata Air Terjun Sitiung

Wisata Alam Air terjun Pisang Rebus Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung dapat perhatian dari kalangan masyarakat sekitar dan Umum. Lokasi Air terjun ini berada di pedalaman ladang warga. Akses ke area air terjun memang masih terlambat oleh semak belukar. Beberapa pemuda yang peduli terhadap lingkungan telah memulai memberikan lingkaran tersebut.  Air murni Sumber mata air menghipnotis kita untuk menikmati pandangan ke arah alam sekitar. Indah memang jelas indah hingga hari ini tetap juga di kunjungi walau lokasi nya belum sempurna di bersihkan.  Kita berharap Tempat ini bisa menjadi salahsatu lokasi Wisata Nagari Sitiung, jangakauan yang tidak terlalu jauh Memudahakan kita untuk mengunjungi Wisata yanq satu ini. Lama sudah tidak diperhatikan Tempat ini seakan hilang selama ini, namun seiring kemajuan zaman menyadarkan kita untuk peduli pada Wisata. Mari kita lestarikan alam lingkungan kita apalagi yang memiliki nilai tinggi.  Ayo ooo.... Kunjungi, buat berfoto tepat banget nih