Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Budaya & Alam Wisata Sitiung Memiliki Daya Jual

Jorong Pisang Rebus dan Jorong Padang Sidondang Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya menyelenggarakan pementasan Seni paguyupan yang didatangkan dari Timpeh Marga Makmur Kecamatan Timpeh. Acara paguyupan ini merupakan acara yang disengaja untuk pengalihan pandangan  pemuda dan pemudi agar tidak menyelenggarakan kegiatan tahun baru kearah maksiat yang lebih identik dengan hiburan bebas dan minuman Alkohol.  Bijaksana, satu kali sampan di dayung dua Tiga pulau terlampau. Pada kegiatan ini dua momen yang di ambil dari kegiatan ini yaitu pengalihan kesibukan pemuda menganonoi kegiatan Pentas Seni Budaya Paguyupan dari siang sampai malam dan sekali gus peresmian pembukaan Alam Wisata Air Terjun Pisang Rebus Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung ini.  Pergerakan Kepala Jorong dalam merumuskan nilai2 seni Budaya Dan masyarakat sadar Wisata (MASAW) telah terlihat dalam kebersamaan di Nagari ini. Salahsatu Visi dan Misi Bupati Dharmasraya tentang budaya telah terwujud pada

Terompet Tahun baru Masehi Budaya yahudi

Terompet itu budaya Yahudi. Namun itulah yang dilakukan oleh kaum muslimin di malam tahun baru, hanya mengekor budaya Yahudi. Tak percaya? Silakan renungkan hadits berikut ini. Dari Abu ‘Umair bin Anas dari bibinya yang termasuk shahabiyah Anshar, “Nabi memikirkan bagaimana cara mengumpulkan orang untuk shalat berjamaah. Ada beberapa orang yang memberikan usulan. Yang pertama mengatakan, ‘Kibarkanlah bendera ketika waktu shalat tiba. Jika orang-orang melihat ada bendera yang berkibar maka mereka akan saling memberi tahukan tibanya waktu shalat’. Namun Nabi tidak menyetujuinya. Orang kedua mengusulkan agar memakai terompet. Nabi pun tidak setuju, lantas beliau bersabda, ‘Membunyikan terompet adalah perilaku orang-orang Yahudi.’ Orang ketiga mengusulkan agar memakai lonceng. Nabi berkomentar, ‘Itu adalah perilaku Nasrani.’ Setelah kejadian tersebut, Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbihi pun pulang.” (HR. Abu Daud no. 498. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) Dari hadi

Kerja Bakti Jorong Sitiung Agung

Terbaginya Jorong Sitiung menjadi 4 (empat) Jorong yaitu Jorong Sitiung, Jorong Sitiung Koto, Jorong Sitiung Tongah dan Jorong Sitiung Agung. Nama Sitiung tetap di berada pada awal tambahan nama Jorong tersebut. Dengan terpecahnya nama Jorong Sitiung ini memacu program Kepala Jorong di masing-masing wilayah kerja nya. Dalam tahap awal, Kepala Jorong memeta wilayah kerja serta perbatasan yang telah ditetapkan oleh Pemerintahan Nagari Sitiung. Dalam pemetaan ini jelas terhitung populasi penduduk yang terhitung dengan baik, karena Konsentrasi lebih terarah dengan adanya tatanan yang terkandung dalam Peta atau Sketsa Jorong masing-masing.  Disamping itu kegiatan yang dilakukan Kepala Jorong adalah Musyawarah bersama dengan Masyarakat umum beserta Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat lainnya. Pada masing-masing Jorong melaksanakan kegiatan tersebut guna mensosialisasikan kinerja Kepala Jorong kedepannya. Kepala Jorong Nagari Sitiung mengajak masyarakat Gotong Royong pada tiap-tiap Jorong

Raja Pagaruyung Vs Sultan Siry

... . "Raja Pagaruyung, Sultan Siry Pada Moeda mengirim surat kepada Thomas Diaz yang dibawa oleh 9 orang. Dalam surat itu, Sultan me ngundang Thomas Diaz guna berkunjung ke Pagaruyung tempat dimana Sultan tinggal. Thomas Diaz lalu berangkat ke Pagaruyung dengan 37 orang yang mendampinginya. Thomas Diaz tidak melalui perjalanan dengan jalan yang sudah lazim dipergunakan. Tetapi melalui hutan dimana perampok dan binatang buas tidak akan berani menyerang. Mengingat rombongannya yang cukup besar. Singkat cerita, Thomas Diaz ketika sampai di Aertiris lalu hari berikut nya tiba di Belimbij (Sibelimbing).  Dari Patapahan ke arah Selatan ada sebuah jalan menuju Aertiris. Sedangkan Belimbij terletak diperbatasan dengan kota2 V ada jalan dari Aertiris ini menuju Belimbij. Dari Belimbij mereka me lanjutkan perjalanan ke Kota Ridan. Pada malam hari tiba di Cota Padan. Lalu rombongannya berenang di sebuah Sungai tak bernama dan tiba di Cota Pacu. Kota Padan dan Pacu terletak di Kerajaa

Wisata Air Terjun Sitiung Dibersihkan

Sebagai wujud peduli lingkungan Pemuda dan Masyarakat Jorong Pisang Rebus dan Jorong Padang Sidondang Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya membersihkan lokasi Wisata Air Terjun. Dalam rangka pembersihan lokasi Wisata Air Terjun masyarakat terlihat antusias untuk menjaga dan melestarikan Wisata Air Terjun tersebut.  Kepala Jorong Pisang Rebus dan Padang Sidondang langsung terjun kelapangan hingga Kepala Jorong masuk ke dalam air membersihkan akar belukar dan puing-puing didalam air. Hmmmm.... Semangat, semangat dalam kebersamaan.  Proses terus dilakukan baik pembersihan lingkungan dan perencanaan pengembangan jalur atau jalan kearah lokasi Wisata Nagari Sitiung tersebut. Sangat diharapkan perhatian dari pemerintahan Nagari dan Daerah untuk mengembangkan Wisata tersebut. Dengan adanya pengembangan maka penampungan pengunjung akan terpenuhi dengan baik.  Mari kita manfaatkan lokasi Wisata Air Terjun Sitiung ini, dan mari kita jaga keamanan, ketertiban

Sitiung Pacu Biduok Badunsanak Dalam Rangka Memperingati HUT Kab. Dharmasraya ke-14

Salam Olahraga... Pacu Biduok Badunsanak tahun 2017 yang diselenggarakan oleh Pemuda Kampuang Sitiung di Saluran Irigasi depan Kantor Camat Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Acara ini di buka langsung Wali Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Jadwal yang telah di tetap kan panitia Selama 3 (tiga) hari yaitu Jum'at 29- 31Minggu di Saluran Irigasi depan Kantor Camat Sitiung Jorong Sitiung Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Dalam Rangka memperingati HUT Kabupaten Dharmasraya Ke-14 Pemuda Kampuang Sitiung berinisiatif untuk ikut serta dalam penyelenggaraan kegiatan Pacu biduok di Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Sebagai bentuk peduli terhadap Kabupaten Dharmasraya Pemuda Kampuang Sitiung menyelenggarakan acara tersebut. Pacu Biduok Badunsanak ini di buka untuk umum, dari manapun bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, dengan cara mengantarkan Club nya dengan Insert Rp. 50.000 dengan jumlah peserta 5 (lima) Orang.

Asal Suku Penghulu di Jambi Dari Sitiung Minangkabau Sumatera Barat

Asal Suku Penghulu di Jambi Dari Sitiung Minangkabau Suku penghulu merupakan salah satu suku yang ada di Provinsi Jambi. Mereka merupakan salah satu kelompok etnik yang digolongkan sebagai “penduduk asli” yang mendiami wilayah Propinsi Jambi. Kelompok ini kononnya berasal dari Sitiung Minangkabau Sumatera Barat yang datang ke wilayah Jambi sekitar abad ke-15 yang kedatangannya sebagai pencari emas di hulu sungai Batanghari. Masyarakat ini berdiam di sekitar wilayah Jambi seperti Sungai Batang Asai, Pangkalan Jambu, Limun Tinting, Nibung, Ulu Tabir dan banyak berdiam di Kecamatan Sarolangun. Sesuai dengan asal usulnya bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Sitiung Minangkabau dan Melayu Jambi. Apakah Suku Penghulu di Hulu Jambi juga mempunyai nama suku seperti di wilayah Sumatera Barat?

Wisata Air Terjun Sitiung

Wisata Alam Air terjun Pisang Rebus Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung dapat perhatian dari kalangan masyarakat sekitar dan Umum. Lokasi Air terjun ini berada di pedalaman ladang warga. Akses ke area air terjun memang masih terlambat oleh semak belukar. Beberapa pemuda yang peduli terhadap lingkungan telah memulai memberikan lingkaran tersebut.  Air murni Sumber mata air menghipnotis kita untuk menikmati pandangan ke arah alam sekitar. Indah memang jelas indah hingga hari ini tetap juga di kunjungi walau lokasi nya belum sempurna di bersihkan.  Kita berharap Tempat ini bisa menjadi salahsatu lokasi Wisata Nagari Sitiung, jangakauan yang tidak terlalu jauh Memudahakan kita untuk mengunjungi Wisata yanq satu ini. Lama sudah tidak diperhatikan Tempat ini seakan hilang selama ini, namun seiring kemajuan zaman menyadarkan kita untuk peduli pada Wisata. Mari kita lestarikan alam lingkungan kita apalagi yang memiliki nilai tinggi.  Ayo ooo.... Kunjungi, buat berfoto tepat banget nih

Pelatihan Sistem Informasi Nagari Sitiung

Sinar adalah program inovasi Dharmasraya bersinar untuk Indonesia. Sinar pertama kali hadir di Indonesia, sinar merupakan sinkronisasi data antara pemerintahan Nagari dengan Kecamatan, Nagari dengan Pemerintahan Daerah ataupun Instansi lainnya. Semangat Nagari untuk membangun merupakan salahsatu perubahan yang dirasa pada hari ini. Dalam penghitungan jumlah populasi Data penduduk dengan system sinar hanya tidak lagi menyita waktu yang relative lama. Selasa, 12 Desember 2017 Nagari Sitiung menyelenggarakan kegiatan patihan Sinar di Ruangan Kerja Nagari Sitiung. Untuk pemantapan Sistem pelayanan masyarakat perlu kira nya untuk melakukan kegiatan ini. Peserta pelatihan hari ini berjumlah 8 orang dan di buka langsung oleh Sekretaris Wali Nagari Sitiung. Ruangan yang hikmat baru terasa di saat perkenalan di mulai, serta sistem belajar yang di lakukan oleh Tutor Sinar hari ini. Kegiatan Pelatihan Sinar di laksanakan selama dua hari, di mulai Tanggal 12-13 selasa dan Rabu 2017. Wali

Pasar Legend Sitiung Siap Untuk Dibangun

Pengembangan Pasar Legend Sitiung di rancang lagi untuk kesekian kalinya. Beberapa kebijakan yang di lakukan oleh Pemerintahan Daerah untuk merubah sistem bentuk Pasar Legend ini melalui Pemerintahan Nagari Sitiung. Selasa 12/12/2017 Pemerintahan Nagari mengundang pemilik Kodai yang ada di Pasar Legend Sitiung. BAMUS, Kepala Jorong Sitiung, Sekretaris Nagari dan Wali Nagari Sitiung ikut menghadiri sosialisasi yang di adakan di Gedung Pertemuan BAMUS Nagari Sitiung.  Silang pandapek dalam ruangan ini terjadi, jelas jumlah pendapat yang untuk maju jelas pasti lebih banyak daripada pendapat yang tidak maju. Dengan durasi yang berjalan terus membuka peluang untuk berpendapat dalam sosialisasi ini. Akhir dari ending rapat pada hari ini pun terlihat dengan keputusan bersama. Beberapa poin yang di sepakati adalah, masyarakat yang memiliki lahan Kodai di Pasar Legend Sitiung ini telah satu suara untuk menyerahkan tanpa mengurangi hak yang mereka  miliki.  Program pengembangan P

TPN Nagari Sitiung SIAP UNTUK BEKERJA

Lanjutan Tahapan Konsultan penetapan rencana Kerja PPBN Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya Tahun 2017. Tahapan terus di laksanakan baik Sosialisasi maupun pemantapan Panitia yang di tunjuk oleh Nagari Sitiung, Nagari Siguntur, Nagari Gunung Medan dan Nagari Sungai Duo. Dalam pemantapan Tim Pelaksana Nagari (TPN) Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya Tim Konsultan dari MCA-I menyelenggarakan selama 3 hari di Lantai dua Rumah Makan Umega Nagari Gunung Medan Kecamatan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Kegiatan pemantapan ini di laksanakan mulai Tanggal 5-7 Desember 2017, dengan bermacam ilmu yang berkaitan dengan ilmu Geografi. Ke disiplinan waktu jelas jadi patokan dalam kegiatan ini, karena dengan kesepakatan waktu akan memaksimalkan waktu untuk di gunakan dalam penggalian ilmu di tahapan ini.  Kegiatan yang di buka langsung oleh Camat Sitiung dan di tutup juga oleh Camat Sitiung Pada hari terakhir. Beberapa tahapan akan di lakukan di masing-masing Nagari yang ada di Kecamatan

Kaduik dan Pakaian Adat di Masa Abad yg Lampau

Uncang Plurut , atribut yang digunakan pada perlengkapan pakaian anak daro dan marapulai pada prosesi pernikahan di wilayah alam adat Minangkabau. Hulu Jambi juga mengenakan Uncang Plurut sebagai aksesoris pengantin wanita dan lelaki nya. Dengan diikatkan seperti mengenakan ikat pinggang atau digenggam. Foto ini adalah seorang pengantin wanita atau anak daro dari Sitiung Sumatera Barat dimasa Hindia Belanda. Dimasa kini, Uncang Plurut tidak kelihatan lagi digunakan sebagai atribut pakaian pengantin. Ada makna yang tersirat dari Uncang Plurut. Kemungkinan makna tersebut adalah hak dan kewajiban pasangan dalam menjalani biduk Rumah tangga. Apakah ada yang faham makna apa yang disampaikan pada tiap-tiap item benda yang ada pada Uncang Plurut ? Sumber foto : berbagai sumber dan koleksi Uncang Plurut Abhil Shola.  Bersambung...

Paga Uyuang (Pagaruyuang)

Pasal ini sila-sila dari sebelah Pegaruyung / Turunan Sebelah Perempuan Adalah Raja Berama itu raja sebelah Minangkabau tempat kerajaan nama Pagar uyung dapat anak tiga orang perempuan semuanya . Yang tua bernama Tuan Puteri Selara Pinang Masak yang turun ke Jambi menjadi raja di tanah Jambi yang bernegeri di Tanjung Jabung. nikah dengan Datuk Panduko Berhalo anak raja dari Turki, menjadi rajo dua laki isteri itu di tanah Jambi, dapat anak empat orang . Yang tua bernama Orang Kayo Pingai, dan yang mudo (kedua) bernama Orang Kayo Kedataran , yang mudo (tiga) Orang Orang Kayo Hitam , yang mudo (keempat) bernama Orang Kayo Gemuk perempuan. Dan anak Raja Berama yang tengah bernama Putri Panjang Rambut , dan lakinya sama Raja Pagaruyung; maka dapat anak empat orang: yang tua bernama Sunan Muro Pijon. yang muda (kedua) bernama Sunan Kembang Sari, yang muda (ketiga) bernama Sunan Pulau Johor. dan yang muda sekali (keempat) perempuan ialah jadi istri Orang Kayo Hitam dan ialah Raja yang t

Sitiung Peradaban Awal

Sitiung Periode Awal Sitiung adalah kampung tua. Itu sebuah fakta yang tak bisa dipungkiri. Jika ketuaannya tak diketahui khalayak banyak, maka itu karena minimnya kesadaran masyarakat Sitiung sendiri dalam mengkaji sejarahnya sendiri. Nama Sitiung dalam logat lokal dieja Satiwuang yang terdiri 2 kata, yaitu Sati yang berarti ‘sakti’ dan Gawuang yang berarti lobang. Nama ini merujuk pada sebuah lobang atau terowongan alam bawah tanah (atau bisa juga disebut goa) yang menghubungkan dua tempat yang berada di Sitiung tersebut. Dua tempat tersebut tersebut adalah Toluak yang berada di aliran sungai Batanghari dan Mombiak di sebuah area lahan gambut. Jarak antara keduanya kurang lebih sekitar 1 Kilometer. Lobang ini sendiri bagi masyarakat Sitiung memang tergolong istimewa dan hanya orang-orang yang berilmu tinggi dan sakti yang bisa memasukinya. Itu kenapa asal-muasal nama Sitiung dikaitkan kepada lobang ini. Sebuah lobang sakti.   Sitiung tak lepas dari peradaban sungai Batan