Langsung ke konten utama

Kerajaan Sitiung: Mancubo Mambangkik Batang Tarandam..


Berawal dari pertemuan Yuli Efrianus, Usman, Julisman (Wali Nagari Sitiung), dan Amin Yarham (Sekretaris Nagari Sitiung) di dalam ruangan sekretaris Nagari Sitiung pada suatu malam selepas shalat maghrib di Bulan Juli  2017. Malam itu dilengkapi dengan kedatangan David Ricardo sambil cengar-cengir karena sempat ditegur Pak Wali karena memakai celana pendek.
Kemudian pertemuan dilanjutkan secara seksama di ruangan aspirasi Kantor Wali Nagari Sitiung yang terdiri atas: Yuli Efrianus, Usman, Julisman, Fahrulrozi, Alwis Karni, Amin Yarham, David Ricardo dan Kepala Jorong Padang Sidondang. Duduk bersama ini dilakukan guna menyusun langkah-langkah penguakan Sejarah Sitiung yang sangat erat kaitannya dengan kerajaan Malayupura. Kato nan bajawek, gayuang nan basambuik terhunus dari mulut kemulut di ruangan aspirasi tersebut. Memanas sudah pemahaman di ruangan kecil namun terasa lapang di malam itu. Beberapa pemahaman yang disampelkan lewat media foto di Android Kepala Jorong Sitiung semakin meyakinkan diri untuk menggali semangat tim ekspedisi untuk bergerak lebih maju dan agresif. Semua tercatat dalam catatan yang terlembar pada buram folio di malam itu.
Hasil pertemuan hari, tanggal 2017 :
1.       Menguak sejarah Syehk. Abdullah/Tuanku Onah Pantai
-      Silsilah telah dilakukan ke jambi, dan menemukan titik positif, alhasil telah diakui oleh Sultan Jambi. Kunjungan telah dilakukan dan akan terus diperdalam.
2.   Menetapkan istana  kerajaan Dharmasraya/Sitiung ada di seberang sungai Batanghari dikarenakan itu adalah kampung lama yang berdekatan dengan Candi Oco yang ada di sebelah tenggara istana Dharmasraya atau Sitiung.
3.       Menetapkan tim ekspedisi dan tim penggagas sejarah Dharmasraya/Sitiung
4.       Menetapkan batas ulayat dan wilayah Sitiung:
-          Dengan Sikabau berbatas dengan Batu Kondiak/lokasi SMPN Sikabau
-          Dengan Tebing Tinggi berbatas dengan sungai Piruko
-          Dengan Koto Padang berbatas dengan Batu Kondiak dan Aghu Kuniang/SMKN 01 Koto Baru
-          Dengan Batu Rijal berbatas sungai Salak dan Batu Godang serta Padang Lowe
-     Dengan Timpeh tidak berbatas karena hanya berbatas dengan Talang Mamak atau Sungai Kuantan
-          Dengan Lubuok Bulang berbatas dengan Sungai Omeh
-          Sitiung tidak berbatas dengan Siguntur, Koto Tuo, Sungai Lansek, dan Siluluok.
Dengan alasan di atas merupakan kesepakatan ughang godang nan batigo dan niniak mamak ompek tali Sitiung menetapkan bahwa daerah tersebut merupakan daerah panunggui bateh, tanah tersebut hanya bisa dibuat paladangan bagi mereka. Pembagian ini terjadi setelah Sitiung tidak beraja lagi karena masa lalu yang beralasan. 
Di dalam pamanahan terlihat peninggalan cap mohor Sultan Tunggal Alam yaitu Rajo Alam yang bertepat di suku Malayu Kampung Sitiung.

Bersambung..




Komentar

Sosial

Momen Pembalap di Tikungan Pasar Sitiung TDS 2017

Tour de Singkarak Senen, 20 November 2017 melewati Lintasan Kecamatan Sitiung. Tepat simpang IV Sikabau belok kiri merupakan jalur yang di pilih oleh Pemerintahan dan panitia. Tour de Singkarak Tahun ini yang melewati Jalur Lintas Sitiung yang di rencanakan 103 Pembalap dari 29 Negara. Perhelatan Tour de Singkarak sudah menjadi program rutin setiap Tahunnya di Kabupaten Dharmasraya dan melalui Lintas Kecamatan Sitiung. Setiap tahun terlihat peningkatan persiapan panitia dalam penyelenggaraan Tour de Singakarak. Pada Tahun ini terlihat penambahan dari program tersebut yaitu hiburan di Podium Juara yang di hibur oleh Artis Jakarta dan pengiring Super Dangdut yang sesuai dengan selera masyarakat umum Dharmasraya. Kesiapan panitia penyelenggara dan segenap Pemerintahan Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten Dharmasraya telah memaksimalkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan persiapan Tour de Singkarak tahun 2017 ini. Secara Teknis semua telah di lakukan, namun terlihat beberapa kekuran

Sejarah Singkat Kampung Sitiung (Setelah 6 Bulan Saya Mencoba Mengorek-ngorek Berbagai Sumber dan Berita)

Sitiung Periode Awal Sitiung adalah kampung tua. Itu sebuah fakta yang tak bisa dipungkiri. Jika ketuaannya tak diketahui khalayak banyak, maka itu karena minimnya kesadaran masyarakat Sitiung sendiri dalam mengkaji sejarahnya sendiri. Nama Sitiung dalam logat lokal dieja Satiwuang yang terdiri 2 kata, yaitu Sati yang berarti ‘sakti’ dan Gawuang yang berarti lobang. Nama ini merujuk pada sebuah lobang atau terowongan alam bawah tanah (atau bisa juga disebut goa) yang menghubungkan dua tempat yang berada di Sitiung tersebut. Dua tempat tersebut tersebut adalah Toluak yang berada di aliran sungai Batanghari dan Mombiak di sebuah area lahan gambut. Jarak antara keduanya kurang lebih sekitar 1 Kilometer. Lobang ini sendiri bagi masyarakat Sitiung memang tergolong istimewa dan hanya orang-orang yang berilmu tinggi dan sakti yang bisa memasukinya. Itu kenapa asal-muasal nama Sitiung dikaitkan kepada lobang ini. Sebuah lobang sakti. Sitiung tak lepas dari peradaban sungai Ba

Wisata Air Terjun Sitiung

Wisata Alam Air terjun Pisang Rebus Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung dapat perhatian dari kalangan masyarakat sekitar dan Umum. Lokasi Air terjun ini berada di pedalaman ladang warga. Akses ke area air terjun memang masih terlambat oleh semak belukar. Beberapa pemuda yang peduli terhadap lingkungan telah memulai memberikan lingkaran tersebut.  Air murni Sumber mata air menghipnotis kita untuk menikmati pandangan ke arah alam sekitar. Indah memang jelas indah hingga hari ini tetap juga di kunjungi walau lokasi nya belum sempurna di bersihkan.  Kita berharap Tempat ini bisa menjadi salahsatu lokasi Wisata Nagari Sitiung, jangakauan yang tidak terlalu jauh Memudahakan kita untuk mengunjungi Wisata yanq satu ini. Lama sudah tidak diperhatikan Tempat ini seakan hilang selama ini, namun seiring kemajuan zaman menyadarkan kita untuk peduli pada Wisata. Mari kita lestarikan alam lingkungan kita apalagi yang memiliki nilai tinggi.  Ayo ooo.... Kunjungi, buat berfoto tepat banget nih