Bapak Presiden yang kami mulyakan, kami sadar bahwa sejak jaman Orde Lama, Orde Baru dan Era Reformasi Pemerintah Pusat senantiasa memberikan perhatian lebih dalam berbagai bidang Pembangunan Fisik dan Mental sebagai wujud Sinergitas hubungan Pusat dan Daerah dimana kami sejak dahulu kala telah membuktikan sebagai masyarakat yang terbuka dan toleran. Ribuan Hektar hutan kami persembahkan bagi Saudara sebangsa dari berbagai kawasan Tanah Air untuk hidup damai dan berdampingan dengan kami. Dan Alhamdulillah hingga saat ini kami tidak sekalipun menorehkan Sejarah kelam peradaban kemanusiaan yang Intoleran.
Bapak Presiden yang kami mulyakan, jauh sebelum Negara tercinta ini dilahirkan, jauh sebelum Belanda memporak-porandakan tatanan kehidupan sosial kami dan memutar-balikkan paradigma berfikir kami yang beradab.Kami adalah masyarakat yang Heterogen dan Toleran, kami adalah Bangsa yang besar dan memiliki peradaban yang Luhur. Bangsa yang bahu.-membahu dan bekerja sama dengan Bangsa yang lain dalam menghadapi ancaman dan peperangan.bahkan Sejarah dan darah yang mengalir di tubuh kami tidak dapat dipisahkan dengan Singhasari dan Majapahit, dengan Sriwijaya maupun Swarnabumi.
Bapak Presiden yang kami mulyakan, kami sadar tiada suatu Bangsa dimuka ini yang besar tanpa Sejarah. Bangsa kerdi lah yang meninggalkan Sejarahnya, dan kami tidak ingin terpisah lagi dengan Sejarah. Bahkan jika Allah memperkenankan, dari Bumi Sitiung Malayapura ini, berangkat dari kesadaran Sejarah, kami bergerak dan mengajak Saudara² ,sebangsa setanah air yang menghuni Bumi Nusantara ini untuk bersama-sama bangkit menegakkan dan menancapkan Tonggak Kejayaan dan kemasyhuran yang dahulu berkibar. dan menghidupkan kembali Nilai² Luhur Bangsa ditengah kehidupan masyarakat yang tergerus moralitas dan budayanya oleh arus Globalisasi dan Modernitas gaya hidup.
Komentar
Posting Komentar