Langsung ke konten utama

Mesjid Tertua di Pinggir Sungai Batanghari

Dari pinggir Sungai Batanghari tersimpan sebuah bangunan Tua yaitu Tempat Peribadatan Ummat Muslim yaitu Masjid Tua nan Bersejarah. Banyak yang tahu dan kenal dengan masjid ini, Sayang nya yang tahu lebih banyak dari Provinsi Tetangga dan Negara Tetangga. Tidak ada Yang bisa memberikan keterangan yang pasti umur dari masjid Tua yang berada di Cati Nan Tigo ini. Yang jelas masjid ini awalnya tidak bangunan beton tapi Kayu yang ber lantai kan panggung. Sangat menarik dan unik Bangunan Masjid Jami Tua Sitiung ini, ukiran yang di arsipkan BPCB ukiran ini di pasang setelah pemugaran ke sekian kalinya. Setelah di bawa ke Labor ukiran ini ternyata ukiran Zaman peradaban Turki Usmani. Jauh Sebelum ukiran di pasang Masjid Jami Tua ini sudah ada dalam bentuk bangunan Kayu.

Strategis bangunan ini terlihat dari jarak bangunan Mesjid Tua dengan Sungai Batanghari, masjid ini juga menampung para musafir yang lalu lalang di Sungai Batanghari. Menurut sejarah yang di dapatkan dari masyarakat Masjid ini merupakan Masjid Raya untuk wilayah Sitiung dan pucuk Rantau Riau. Dimana masyarakat ini sering datang di Bulan Suci Ramadhan untuk Shalat tarawih serta Beribadah Puasa di Masjid Sitiung. Satu Bulan lebih mereka harus mengingat dan tinggal di Sitiung ini.

Terbilang banyak para Ulama dan Anbiya' serta Guru-guru besar beserta Kiyai yang terlahir di sini. Syek Abdulla, Syek Kapalo Koto, Syek Tuanku Cuku Sabolah dan masih banyak yang lainnya. Kental jelas,  Agama Islam di Sitiung di kenal dengan "MOKAH KOCIEK". Beberapa puluhan tahun yang lalu masih banyak masyarakat Provinsi Tetangga seperti Riau, Jambi SUMBAR dan Palembang yang datang belajar ke Sitiung. Atas Kreatifitas para Ulama Sitiung Mendirikan Yayasan yaitu madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI). Tidak sedikit siswa yang datang dari Provinsi lain, ada Yang belajar secara Khalakah atau mangaji duduok di Surau dan banyak juga yang belajar secara Sekolah Formal lainnya namun Ijazah tidak seperti yang kita bayangkan hari ini, namun pada akhir-akhir ini sudah ber ijazah seperti yang lainnya.

Masjid Tua merupakan sentral bagi siswa dan siswa untuk menurut ilmu. Di sekeliling Masjid Jami Tua ini di bangun Surau Komang dan Suwau Sojik. Fungsi dari Suwau Komang ini Tempat mangaji Duduok (Khalakah) dan Suwau Sojik juga ber Fungsi sama. Siswa ber Tempat tinggal di sekeliling Masjid Tua ini, Sebelum dia menetap untuk belajar di Sitiung ini mereka membuat Pondok kecil yang ber ukuran untuk 3 orang sekitar 4x3 dan 4x6. Begitu indah tatanan terlihat di pinggir Sungai Batanghari ini, deretan tersusun pindok-pondok kecil dan keramaian suara santri di pagi, siang dan Sore. Suara mangaji malam atau mangaji duduok setelah magrib akan terdengar ramai di saat dulu.

Lambang Kejayaan terlihat dari dua Menara di pinggir pintu masuk masjid dan di Tengah nya di hiasi dengan Kulah Ikan yang menghiasi Masjid Tua ini.

Sangat di Sayang kan Masjid nan menyimpan jutaan cerita Ummat Muslim Nusantara sekarang tidak tersentuh oleh pemerintah untuk merenovasi atau memoerbaiki bangunan yang ada saat ini. Serasa tidak mampu melihat keadaan Masjid Tua hari ini, "Atap Terkulai Kayu di Makan Anai-anai". Bukan sekedar bahasa namun inilah real nya hari ini. Harapan, semoga ada orang-orang yang darmawan datang untuk membangun atau memperbaiki Masjid Tua ini.

Bagi Darmawan yang berkenan untuk beramal kami silahkan untuk mengunjungi langsung Masjid Tertua di tepi Sungai Batanghari.

Komentar

Sosial

Momen Pembalap di Tikungan Pasar Sitiung TDS 2017

Tour de Singkarak Senen, 20 November 2017 melewati Lintasan Kecamatan Sitiung. Tepat simpang IV Sikabau belok kiri merupakan jalur yang di pilih oleh Pemerintahan dan panitia. Tour de Singkarak Tahun ini yang melewati Jalur Lintas Sitiung yang di rencanakan 103 Pembalap dari 29 Negara. Perhelatan Tour de Singkarak sudah menjadi program rutin setiap Tahunnya di Kabupaten Dharmasraya dan melalui Lintas Kecamatan Sitiung. Setiap tahun terlihat peningkatan persiapan panitia dalam penyelenggaraan Tour de Singakarak. Pada Tahun ini terlihat penambahan dari program tersebut yaitu hiburan di Podium Juara yang di hibur oleh Artis Jakarta dan pengiring Super Dangdut yang sesuai dengan selera masyarakat umum Dharmasraya. Kesiapan panitia penyelenggara dan segenap Pemerintahan Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten Dharmasraya telah memaksimalkan kinerja untuk memenuhi kebutuhan dan persiapan Tour de Singkarak tahun 2017 ini. Secara Teknis semua telah di lakukan, namun terlihat beberapa kekuran

Sejarah Singkat Kampung Sitiung (Setelah 6 Bulan Saya Mencoba Mengorek-ngorek Berbagai Sumber dan Berita)

Sitiung Periode Awal Sitiung adalah kampung tua. Itu sebuah fakta yang tak bisa dipungkiri. Jika ketuaannya tak diketahui khalayak banyak, maka itu karena minimnya kesadaran masyarakat Sitiung sendiri dalam mengkaji sejarahnya sendiri. Nama Sitiung dalam logat lokal dieja Satiwuang yang terdiri 2 kata, yaitu Sati yang berarti ‘sakti’ dan Gawuang yang berarti lobang. Nama ini merujuk pada sebuah lobang atau terowongan alam bawah tanah (atau bisa juga disebut goa) yang menghubungkan dua tempat yang berada di Sitiung tersebut. Dua tempat tersebut tersebut adalah Toluak yang berada di aliran sungai Batanghari dan Mombiak di sebuah area lahan gambut. Jarak antara keduanya kurang lebih sekitar 1 Kilometer. Lobang ini sendiri bagi masyarakat Sitiung memang tergolong istimewa dan hanya orang-orang yang berilmu tinggi dan sakti yang bisa memasukinya. Itu kenapa asal-muasal nama Sitiung dikaitkan kepada lobang ini. Sebuah lobang sakti. Sitiung tak lepas dari peradaban sungai Ba

Wisata Air Terjun Sitiung

Wisata Alam Air terjun Pisang Rebus Nagari Sitiung Kecamatan Sitiung dapat perhatian dari kalangan masyarakat sekitar dan Umum. Lokasi Air terjun ini berada di pedalaman ladang warga. Akses ke area air terjun memang masih terlambat oleh semak belukar. Beberapa pemuda yang peduli terhadap lingkungan telah memulai memberikan lingkaran tersebut.  Air murni Sumber mata air menghipnotis kita untuk menikmati pandangan ke arah alam sekitar. Indah memang jelas indah hingga hari ini tetap juga di kunjungi walau lokasi nya belum sempurna di bersihkan.  Kita berharap Tempat ini bisa menjadi salahsatu lokasi Wisata Nagari Sitiung, jangakauan yang tidak terlalu jauh Memudahakan kita untuk mengunjungi Wisata yanq satu ini. Lama sudah tidak diperhatikan Tempat ini seakan hilang selama ini, namun seiring kemajuan zaman menyadarkan kita untuk peduli pada Wisata. Mari kita lestarikan alam lingkungan kita apalagi yang memiliki nilai tinggi.  Ayo ooo.... Kunjungi, buat berfoto tepat banget nih